2 Konsep Peperenian Sunda dalam Kajian Indonesia Wellness Master Association
JEJAKVIRAL - Dalam mengembangkan etnowellness Sunda memang ada tantangan besar, tapi juga memiliki potensi besar tentang pengembangan daerah-daerah atau etnik-etnik di Indonesia.
Bahkan dengan digelarnya festival internasional atau ajang tahunan Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) merupakan salah satu usaha secara step by step dalam menemukan dan menggali kembali beragam etnowellness nusantara.
"Etnowellness di Indonesia ini sangat banyak. Salah satunya adalah Peperenian Sunda. Ada perbincangan bahwa selama ini yang dikenal dengan etnowellness Sunda selama ini dikenal itu adalah peusel," Antropolog dari Fisip Universitas Padjajaran (UNPAD), Ira Indra Wardana seperti dikutip dari akun YouTube IWTIF pada Selasa (11/3/2025).
Bahkan, lanjut Ira, di kalangan teman-teman di Indonesia Wellness Master Association (IWMA) kalau ingat kata Sunda peusel atau pijat itu menjadi trend atau icon.
"Tapi kemudian kalau kami pikirkan dan kembali mengkaji lebih dalam, peusel itu hanya salah satu bagian saja dari Peperenian Sunda," jelasnya.
Menurutnya, peusel Sunda ini cukup dikenal. "Metode peusel atau urut kalau di Sunda itu untuk wilayah Garut misalnya banyak sekali di sana itu tukang urut yang ahli, termasuk tukang peseul tulang dan segala macamnya," papar Ira.
Ketika ditawarkan konsep Peperenian, jelas Ira, kalau mengacu pada kamus bahasa Sunda Satjadibrata terbitan 2005 itu ada dua hal.
"Pertama adalah kalau saya gunakan bahasa Sunda dulu naon-naon anu disimpan atau berbagai hal yang disimpan atau tersimpan," ungkapnya.
Definisi apa yang disimpan atau apa yang tersimpan? erkait dengan etnowellness Peperenian ini mengandung lokal knowledge yang berkaitan dengan budaya-budaya lokal atau pengetahuan-pengetahuan dalam perspektif etnowellness Sunda.
"Atau pengetahuan-pengetahuan kebugaran atau metode tentang bagaimana kebugaran atau metode bagaimana kebugaran itu sendiri berkaitan dengan ritual yang terkait dengan kebugaran atau kesehatan, juga ciri-ciri yang berkaitan dengan kebugaran atau kesehatan dari manusia," paparnya.
Ira mencontohkan kalau memandang etnowellness berkaitan dengan misalnya spiritual wellness, social wellness, maka etnowellness Sunda banyak sekali ranahnya, banyak sekali bentuk budayanya.
Kedua adalah artinya disimpan. Di sini disimpan dalam berbagai pengetahuan, ritual, bentuk cara dan ciri-ciri dan sebagainya.
"Pemahaman kedua Peperenian di sini dalam bahasa Sunda adalah baris dipake dina waktu anu kucida perluna artinya akan digunakan dalam waktu atau kondisi yang sangat diperlukan sekali," urainya.
Jadi, sambung Ira, Peperenian ini terkait dengan etnowellness adalah sesuatu yang akan digunakan bila dianggap penting dan perlu.
Pada suatu waktu atau kondisi yang memang sangat diperlukan sekali. Jadi kalau memang pada masa lalu Peperenian terkait dengan Sunda ini sudah menjadi habit, kebiasaan bahkan tradisi otomatis secara individual atau komunal dijadikan sebagai kebiasaan-kebiasaan dalam prilaku seharian.
Namun demikian, ujar Ira, etnowellness Peperenian Sunda dan masyarakat sudah berkembang maka ada yang disimpan atau tersimpan atau hilang, bisa juga dilanjutkan.
Bisa juga, kata Ira, sewaktu-waktu dikembangkan lagi. Dikemas lagi. Terkait etnowellness Sunda ini diharapkan ke depan hanya pemantik awal.
"Sebab dari sekian etnowellness Sunda banyak sekali. Namun demikian dalam memahami etnowellness Sunda konsep kebugaran secara mental, spiritual, sosial dan kesehatan manusia, kita beranjak dari konseptual pemikiran-pemikiran lokal yang membangun keharmonisan antara hubungan manusia dengan alamnya dalam perspektif masyarakat budaya Sunda," paparnya.
Sebab, menurut Ira, dalam masyarakat Sunda dikenal moral guidence atau petunjuk moral dalam berbagai petatah petitih dan semua itu sarat dengan aspek-aspek moralitas yang terungkap dalam ungkapan-ungkapan bahasa Sunda.
"Ada unsur-unsur alam, ada unsur-unsur kearifan lokal. Sehingga etnowellness Sunda berasal dari pemikiran lokal yang membangun keharmonisan dan keseimbangan dengan alam," paparnya.
Menurutnya, ungkapan-ungkapan dalam bentuk uga atau cacandra ataupun hal-hal lainnya sebagai ungkapan-ungkapan yang futuristik.
"Saking dekatnya dan biasanya komunikasi manusia dengan alam atau dalam tanda petik manusia sendiri punya kemampuan untuk membaca tanda-tanda alam, maka munculn uga dan cacandra. Ini adalah sebagai upaya menjaga kelangsungan kehidupan manusia berkaitan dengan etnowellness Sunda sendiri," jelasnya
Lingkungan alam bagi masyarakat Sunda itu dipercaya sebagai sumber kehidupan sehingga kenapa manusia Sunda dalam perspektif budaya Sunda perlu harmoni dengan alam.
"Masyarakat dalam perspektif budaya Sunda itu memberikan pemahaman bahwa alam adalah sumber kehidupan manusia. Selain memanfaatkan kehidupan dari alam maka dia juga punya kewajiban untuk memelihara, melindungi, melestarikan yang berkaitan dengan hubungan dengan alam sekitar.
Dengan demikian, sikap manusia Sunda yang sadar untuk memelihara alam agar terjaga secara harmoni itu menuntut kondisi manusia secara lahiriah dan seutuhnya.
"Konsep seperti itu menunjukkan hubungan yang positif bagaimana membentuk jagat kecil, menjaga eksistensi kebugaran kesehatan. Jagat kecil manusia itu sendiri dan juga menjaga implementasikan dalam menjaga alam dan lingkungan.
Ditegaskan Ira, seorang individual yang secara kepribadian memiliki sikap, pemikiran mental dan spiritual yang baik, maka terimplementasikan juga akan menjaga alam dan lingkungan alamnya dengan baik pula.